MLCS83/5827 (B) Javanese — Selections 326 Juz' f Amma kanthi terjemah 1588 Ja'fari, Muhammad TaqT, 1923 or 4- Harakat va tahavvul az didgah-i Quran.. student # #iza gaba gihabogon July pagal bahasa building math # #ann Jawa reste # #GA posao # #aid Cuba stelle Arab Cafe # #tka Exchange kounye Fast Tuhan Welcome antaa talle
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-14 175003 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d74695afd020e14 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
SMOLID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo rela bermandikan terik matahari saat memberikan motivasi kepada mahasiswa baru di Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM), Kamis (4/8/2022).Ganjar yang mengenakan beskap mengajak mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan dan mimpi besar Indonesia tahun 2045.
Surjan bagi orang Jawa merupakan salah satu model pakaian adat yang penuh filosofis kehidupan. Surjan merupakan bubusana adat Jawa atau orang bilang busana kejawen penuh dengan piwulang sinandhi, kaya akan suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa Kejawen. Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu di dunia ini secara harmoni yang berkaitan dengan aktifitas sehari – hari, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta segala sesuatu dimuka bumi ini. Dan khusus untuk pakaian adat pria ini kurang lebih terdiri dari Blangkon, Surjan/beskap, Keris, Kain Jarik Kain Samping, sabuk sindur dan canela/cemila/selop. Penggunaan pakaian adat yang sekarang ini suah jarang dilakukan atau hanya sekedar dipakai pada saat ada hajatan saja, berakibat pengetahuan tentang tata cara pemakaian pakaian adat menjadi semakin minim. Terlebih lagi kebanyakan dari masyarakat sudah jarang yang memiliki sendiri seperangkat pakaian adat. Surjan Surjan/surjan/ Jw. Adalah baju laki-laki khas Jawa berkerah tegak; berlengan panjang, terbuat dari bahan lurik atau cita berkembang Kata surjan merupakan bentuk tembung garba gabungan dua kata atau lebih, diringkas menjadi dua suku kata saja yaitu dari kata suraksa-janma menjadi manusia. Surjan menurut salah satu makalah yang diterbitkan oleh Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta berasal dari istilah siro + jan yang berarti pelita atau yang memberi terang. Dikatakan pakaian surjan berasal dari zaman Mataram Islam awal. Pakaian adat pria ini merupakan pakaian adat model Yogyakarta walaupun konon katannya Surjan merupakan pakaian khas dari kerajaan Mataram sebelum terpecah menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta. Surjan awalnya diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang diinspirasi oleh model pakaian pada waktu itu dan selanjutnya digunakan oleh Mataram. Pakaian surjan dapat disebut pakaian “takwa”, karena itu di dalam baju surjan terkandung makna-makna filosofi, di antaranya bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang 6 biji kancing yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Rukun iman tersebut adalah iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada utusan Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada takdir. Selain itu surjan juga memiliki dua buah kancing di bagian dada sebelah kiri dan kanan. Hal itu adalah simbol dua kalimat syahadat yang berbunyi, Ashaduallaillahaillalah dan Waashaduanna Muhammada rasulullah. Disamping itu surjan memiliki tiga buah kancing di dalam bagian dada dekat perut yang letaknya tertutup tidak kelihatan dari luar yang menggambarkan tiga macam nafsu manusia yang harus diredam/dikendalikan/ditutup. Nafsu-nafsu tersebut adalah nafsu bahimah hewani, nafsu lauwamah nafsu makan dan minum, dan nafsu syaitoniah nafsu setan. Jatiningrat, 2008, Rasukan Takwa lan Pranakan ing Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta Tepas Dwarapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi jenis pakaian atau baju ini bukan sekadar untuk fashion dan menutupi anggota tubuh supaya tidak kedinginan dan kepanasan serta untuk kepantasan saja, namun di dalamnya memang terkandung makna filosofi yang dalam. Surjan sendiri terdapat dua jenis yaitu surjan lurik dan surjan Ontrokusuma, dikatakan Surjan lurik karena bermotif garis-garis, sedangkan Surjan Ontrokusuma karena bermotif bunga kusuma. Jenis dan motif kain yang digunakan untuk membuat surjan tersebut bukan kain polos ataupun kain lurik buatan dalam negeri saja, namun untuk surjan Ontrokusuma terbuat dari kain sutera bermotif hiasan berbagai macam bunga. Surjan ontrokusuma hanya khusus sebagai pakaian para bangsawan Mataram, sedangkan pakaian seragam bagi aparat kerajaan hingga prajurit, surjan seragamnya menggunakan bahan kain lurik dalam negeri, dengan motif lurik garis-garis lurus. Untuk membedakan jenjang jabatan/kedudukan pemakainya, ditandai atau dibedakan dari besar-kecilnya motif lurik, warna dasar kain lurik dan warna-warni luriknya. Semakin besar luriknya berarti semakin tinggi jabatannya; atau semakin kecil luriknya berarti semakin rendah jabatannya. Demikian pula warna dasar kain dan warna-warni luriknya akan menunjukkan pangkat derajat/martabat sesuai gelar kebangsawanannya. Pemakaian Surjan ini dikombinasikan dengan tutup kepala atau Blangkon dengan “mondolan” di belakangnya. Dahulu pada jaman kerajaan mondolan ini difungsikan untuk menyimpan rambut pria yang panjang biar kelihatan rapi. Beskap Beskap merupakan pakaian adat gaya Surakarta, bentuknya seperti jas didesain sendiri oleh orang Belanda yang berasal dari kata beschaafd yang berarti civilized atau berkebudayaan. Warna yang lazim dari beskap biasanya hitam, walaupun warna lain seperti putih atau coklat juga tidak jarang digunakan. Selain beskap, ada lagi pakaian adat pria gaya Surakarta ini yaitu Atela. Perbedaan antara keduanya yang mudah dilihat dari pemasangan kancing baju. Pada beskap, kancing baju terpasang di kanan dan kiri, sementara pada atela, kancing baju terpasang di tengah dari kerah leher ke bawah. Beskap adalah sejenis kemeja pria resmi dalam tradisi Jawa Mataraman untuk dikenakan pada acara-acara resmi atau penting. Busana atasan ini diperkenalkan pada akhir abad ke-18 oleh kalangan kerajaan-kerajaan di wilayah Vorstenlanden namun kemudian menyebar ke berbagai wilayah pengaruh budayanya. Beskap berbentuk kemeja tebal, tidak berkerah lipat, biasanya berwarna gelap, namun hampir selalu polos. Bagian depan berbentuk tidak simetris, dengan pola kancing menyamping tidak tegak lurus. Tergantung jenisnya, terdapat perbedaan potongan pada bagian belakang, untuk mengantisipasi keberadaan keris. Beskap selalu dikombinasi dengan jarik kain panjang yang dibebatkan untuk menutup kaki. Beskap memiliki beberapa variasi yang berbeda potongannya. Berikut adalah jenis-jenis beskap beskap gaya Solo, beskap gaya Yogya, beskap landing dan beskap gaya kulon Cara memakai Surjan atau Berkap Seperti telah disampaikan di atas bahwa Surjan atau beskap merupakan salah satu busana pria adat Jawa yang bersumber dari keraton Mataram. Cara memakainya harus dilakukan dengan tatacara yang memiliki kaidah etika dan estitika tertentu. Susuhunan Pakubuwono IV, Raja Surakarta telah mengingatkan kita dalam berpakaian, yaitu Nyandhang panganggo iku dadekna sarana hambangun manungso njobo njero, marmane pantesan panganggonira, trapna traping panganggon, cundhukana marang kahananing badanira, wujud lan wernane jumbuhna kalawan dedeg pidegso miwah pakulitaniro Berpakaian seharusnya dijadikan sarana untuk membangun kepribadian manusia lahir dan bathin. Maksudnya berpantaslah dalam berpakaian berpakaianlah sesuai tempat dan keadaan, cocokkan antara badan dengan pakaian yang dikenakan, antara situasi, warna dan model/corak pakaian, tinggi badan, berat bada dan warna kulit Perlengkapan busana surjan atau beskap D. Epek lengkap timang dan lerep anak timang G. Blangkon / udheng / mit A. Memakai Sinjang/Nyamping Nyamping atau Sinjang sebelum dikenakan haruslah diwiru terlebih dahulu. Untuk nyamping busana pria, lebar wiru berukuran 3 jari tangan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengenakan nyamping adalah motif batik pada kain nyamping tersebut. Jika nyamping memiliki motif gurda, posisi kepala burung haruslah berada di atas. Ada juga motif yang memakai simbol/bentuk seperti candi atau rumah, maka posisi atap haruslah berada di atas. Saat mengenakan nyamping, posisi wiru berada di tengah tubuh memanjang ke bawah. Tangan kanan memegang wiru dan tangan kiri memegang ujung kain satunya biasa disebut pengasih. Pengasih ini dililitkan ke kanan hingga belakang paha kanan. Kemudian ujung wiru dililitkan ke arah kiri hingga pas di tengah tubuh. Usahakan bagian bawah tingginya sama dan cukup menutupi bagian kemiri kaki bagian belang kaki yang menonjol. Setelah dirasa cukup sesuai maka nyamping harus diikat oleh stagen. Stagen dililitkan dari arah kiri ke kanan mulai dari bawah melingkar ke arah atas. Jika stagen milik anda terlalu panjang, anda dapat meneruskan melilitkan stagen kembali ke arah bawah. Jika sudah cukup, ujung stagen ditekuk dan diselipkan pada bagian bawah lilitan stagen untuk mengunci lilitan tersebut. Selanjutnya untuk menutupi stagen, kenakanlah sabuk. Cara memakai sabuk mirip dengan cara mengenakan stagen yaitu dililitkan berulang kali pada bagian bawah dada hingga ke pinggang. Hanya saja sabuk dililitkan dari arah kanan ke kiri mulai dari atas ke arah bawah. Yang perlu diperhatikan pada pemakain sabuk adalah jarak sap garis atas yang satu dengan berikutnya kurang lebih 2 jari tangan. Ujung dari sabuk harus berakhir pada bagian kiri depan dan dapat dikunci dengan peniti. Bentuk epek mirip dengan ikat pinggang. Epek memiliki bagian pengunci yang disebut timang dan bagian lerep anak timang. Cara mengenakan epek yaitu timang berada pada posisi tengah lurus dengan wiru nyamping. Sementara lerep pada posisi sebelah kiri. Jika memiliki epek yang panjang maka bagian ujung dapat dilipat dan dimasukkan ke bagian lerep. Epek harus terpasang pada lilitan sabuk bagian bawah, kira-kira 2 jari dari garis bawah sabuk. Warna sabuk dan epek ada beberapa macam sesuai dengan keperluan. Contohnya a. Sabuk berwarna ungu dengan epek berwarna hijau artinya Wredha Ginugah yang dapat membangun suasana tenteram. b. Sabuk berwarna hijau atau biru dengan epek berwarna merah artinya Satriya Mangsah yang dapat membangun jiwa terampil dan berwibawa. c. Sabuk berwarna Sindur merah bercampur putih digunakan pada saat hajatan penganten. Warna ini dipakai bagi yang memiliki hajatan hamengku damel. Sementara untuk besan tidak ada aturan yang pasti. Hanya saja pada saat jaman penjajahan Jepang, pernah ada paguyuban yang menentukan warna sabuk Pandhan Binethot warna hijau dan kuning bagi besan. Keris atau duwung dikenakan pada bagian belakang busana. Keris diselipkan pada sabuk, tepatnya pada sap ke tiga dari bagian bawah sabuk. Posisi arah dan kemiringan seperti pada foto di sebelah ini. Cara mengenakan keris/dhuwung ada beberapa macam sesuai dengan keperluannya a. Ogleng seperti pada gambar di samping digunakan pada saat biasa atau pahargyan upacara adat penganten. b. Dederan /andhoran digunakan pada saat menghadap pimpinannya. c. Kewal digunakan oleh prajurit saat situasi bersiaga. d. Sungkeman digunakan saat menghantarkan jenazah. e. Angga digunakan oleh pemimpin barisan g. Brongsong keris dipegang dengan dibungkus sehingga tidak terlihat oleh orang lain. Untuk jenis keris ada banyak sekali macamnya, hanya saja yang banyak dikenal oleh awam jenis Ladrang dan Gayaman. Dhuwung ladrang adalah keris resmi yang digunakan dalam upacara ataupun pahargyan upacara penganten. Sementara jenis gayaman digunakan sehari-hari oleh prajurit keraton. Selop dikenakan sebagai alas kaki. Yang perlu diperhatikan pada pemakaian selop adalah ukuran dari selop itu. Jangan mengenakan selop yang lebih besar dari ukuran kaki tapi pilihlah selop yang lebih kecil. Ini bertujuan untuk menghindari agar langkah kita tidak terbelit pada kain nyamping. G. Memakai Blangkon/Udeng/Mid Pada bagian depan blangkon terdapat segitiga. Ujung segitiga tersebut harus berada ditengah-tengah kening. Blangkon jangan dikenakan terlalu mendongak ataupun menunduk. Ada satu hal yang perlu diingat saat mengenakan busana adat, yaitu bahwa sepintas orang dapat mengenali kepribadian seseorang dari busananya baik warnanya maupun jenis busananya, cara memakainya dan bertingkah laku saat mengenakannya. Sumber 1. 2. 3. 4.
Berbedadengan kebaya yang diperuntukkan bagi perempuan, Jawi Jangkep merupakan pakaian yang dikhususkan bagi laki-laki. Dilansir dari Perpustakaan.id, pakaian adat ini terdiri dari atasan yang berupa baju beskap yang memiliki motif bunga. Sedangkan untuk bawahannya berupa kain jarik yang dililitkan pada ikat pinggang yang tersedia.
JAKARTA - Beskap menjadi viral, usai pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Dalam pernikahan itu, pihak keluarga memakai beskap, pakaian tradisional Jawa. Pencarian beskap juga menjadi viral di media sosial menyusul cucu Presiden Jokowi Al Nahyan yang merupakan anak dari Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution menolak memakai beskap karena diduga merasa gerah. Lantas apa sebenarnya beskap itu? Beskap adalah sejenis kemeja pria resmi dalam tradisi Jawa Mataraman sebagai dikenakan pada acara-acara resmi atau penting. Busana atasan ini dikenalkan pada kesudahan ratus tahun ke-18 oleh kalangan kerajaan-kerajaan di wilayah Vorstenlanden namun pengahabisan menyebar ke beragam wilayah pengaruh adatnya. Beskap berwujud kemeja tebal, tidak berkerah lipat, kebanyakan berwarna gelap, namun nyaris selalu polos. Bagian depan berwujud tidak simetris, dengan pola kancing menyamping tidak tegak lurus. Tergantung jenisnya, terdapat perbedaan potongan pada bagian balik, sebagai mengantisipasi keberadaan keris. Beskap selalu dikombinasi dengan jarik kain panjang yang dibebatkan sebagai menutup kaki. Jika kebaya dipakai oleh wanita, maka beskap adalah baju adat khusus untuk pria. Baju ini biasanya dipasangkan dengan jarik sebagai bawahan. Jarik merupakan kain, umumnya kain batik, yang dililitkan untuk menutupi kaki. Satu set pakaian beskap dengan potongan di bagian belakang dan jarik ini disebut Jawi Jangkep. Dipakai saat upacara pernikahan Beskap sebagai bagian dari Jawi Jangkep sering digunakan pada acara formal seperti pernikahan. Meski lazimnya memiliki warna hitam, namun dalam perkembangannya, kini terdapat beskap dengan warna yang lain. Beberapa di antaranya adalah putih, cokelat hingga oranye seperti yang dikenakan Jokowi saat pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu. Jenis beskap Beskap memiliki beberapa variasi yang berlainan potongannya. Berikut adalah jenis-jenis beskap beskap gaya Solo beskap gaya Yogya beskap landung beskap gaya kulon Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

PakaianTradisional dari Jawa Tengah. Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa pada umumnya, dan di Jawa Tengah khususnya adalah memakai kebaya, kemben, dan kain tapih pinjung dengan stagen. Kebaya memang biasa dikenakan oleh perempuan bangsawan maupun rakyat biasa sebagi pakaian sehari-hari maupun pakaian upacara.

Pakaian Kejawen adalah nama lain dari pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat Jawa. Bagi orang Jawa, busana ini melambangkan filosofi tertentu. Seperti ajaran Jawa, pakaian adat Jawa mengandung nasihat yang tersirat. Deskripsi Pakaian Adat Jawa Dalam Bahasa Jawa, ada pelajaran tentang bagaimana hidup damai dalam pakaian ini, pelajaran yang berkaitan dengan tugas sehari-hari, hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia dan pencipta. Pria dan wanita berpakaian berbeda di Jawa, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Nama Busana Adat Jawa Untuk Pria dan Wanita PriaWanitaBlangkonUngkel atau sanggulKlambi/ RasukanKebayakSabuk utawa stagenKemben utawa semekanEpek lan timangJarik utawa nyampingWangkingan utawa KerisStagenNyamping utawa jarikCundhuk MentulSelopCanelo utawa selop Deskripsi Blangkon Dalam Bahasa Jawa Blangkon iku tutup sirah. Basa ngoko Udheng yaiku iket. Disebut blangkon amarga praktis, mung nganggo. Jeneng liya dhestar krama dasar. Blangkon digawe saka kain batik pesagi, banjur dilempit lan ditata supaya susunane padha, banjur dijahit miturut ukuran sirahe sing nganggo. Saiki, blangkon bisa dituku ing toko miturut kapentingan sing tuku. Ing jaman rumiyin, blangkon dipun ubengi, tegesipun iket ingkang jembaripun taplak meja, ubed-bunder ing sirah. Sawise presisi, pucuk iket loro kasebut diikat ing mburi sirah ngisor. Yen ora digunakake, banjur dirilis maneh. Cara nganggo Udheng kudu pas, ora kena miring ngiwa utawa malah nengen, kira-kira ukurane wiron lan alis sak driji. Filosofi Udheng asale saka iket sing kudu kenceng, kenceng, ora kendor. Intine manungsa iku ora gampang gonjang-ganjing, tekad kudu kuwat ing macem-macem kahanan. Jinise blangkon kalebu blangkon Sala sing ora nganggo mondholan trepes, blangkon Yogya duwe mondholan, blangkon Kedu, blangkon Banyumas, blangkon Sundha, digawe saka bathik sing ora nganggo mondholan padha karo blangkon Sala. Materi menarik lainnya Tulisan Arab Astaghfirullah Hal Adzim Min Kulli Dzanbin Adzim Deskripsi Klambi/ Rasukan Dalam Bahasa Jawa Adhedhasar wujude, sandhangan Jawa ana 2, yaiku atela lan beskap. Nanging, ana sawetara jinis modifikasi liyane. Atela awujud jas katutup. Wiwit saka gulu nganti ngisor ditutupi. Tombol kasebut ana ing tengah lan biasane ana 5. Punggung atela bengkok bolong-bolong kanggo nglebokake keris. Beskap uga awujud jaket. Gulu ditutup kanthi tombol ing tengah. Dodo mudhun ditutup nganggo kain sing nyabrang ing sisih kiwa miring mudhun. Ana 5 tombol total. Bedane karo sawise, posisi tombol mbentuk huruf v. Beskap nduweni jinis landung lan growong lubang mburi. Sikepan utawa rompi. Busana iki digunakake minangka rompi. Wis tombol nanging ora kancing. Yen sampeyan nggunakake iki, mesthi katon tengah. Langenharjan sing padha karo tuksedo. Jumlah kancing 1 wiji. Punggung dibolongi kanggo masang keris. Ing njerone nganggo klambi lengen dawa. Taqwa utawa surjan. Klambi jinis iki biasane kebak kembang warna-warni, kadhangkala ana ing wangun striations. Deskripsi Stagen Dalam Bahasa Jawa Stagen minangka piranti kanggo naleni sendi driji ing awak, supaya ora kenthel lan tiba. Bahan stagen digawe saka kain tenunan sing kandel kanthi dawa 2-4 meter. Werna werna-werna, ana ireng, putih, ijo. Werna ora penting amarga bakal ditutupi sabuk, mula ora katon saka njaba. Stagen nduweni filosofi supaya jejeg, sopan lan jejeg lakune. Dawa panggung tegese wong Jawa kudu dawa usus, sabar ngadhepi pacoban kang ana. Deskripsi Sabuk / Lontong Dalam Bahasa Jawa Kajaba iku, sabuk uga kanggo nglebokake keris. Dadi, ing mburi beskap sengaja digawe bolongan kanggo nggampangake pangguna nglebokake keris. Sabuk ing sandhangan adat Jawa, beda karo sabuk/sabuk iki minangka tutup panggung. Dadi, sakwise stagen kenceng, dicekel/dicekel maneh nganggo sabuk supaya stagen ora katon. Sabuk sarta cakrikipun wonten 3, inggih menika 1 sabuk cindhe; 2 anyaman sabuk; lan 3 sabuk pewarna. Filosofi sabuk iku samubarang ora kena. Kabeh kudu ana asile. Manungsa kudu sregep nyambut gawe, mbengkongake pikirane ubed supaya karyane bisa membuahkan hasil. Deskripsi Epek dan Timang Dalam Bahasa Jawa Pucuking epek diwènèhi klelep utawa klelep minangka panyangga lan leep supaya epek sing isih ana ora nggantung. Timang gesper lan lerep biasane digawe saka kuningan sing dihiasi ukiran. Kanggo sawetara wong, timang dihias nganggo inten, inten lan malah permata. Sing diarani epek yaiku sabuk modern saka kain beludru, ambane watara 5 cm lan dawane ± 120-150 cm. Saliyane buludru, epek uga digawe saka wulu jaran. Tipe epekEpek ana 3 jinis yaiku 1 epek polos, ora ana hiasan babar pisan; 2 sulaman epek sing dijahit kanthi maneka warna motif ombak walang utawa banyu utawa motif kembang kayata godhong pakis; 3 rambute epek digawe saka rambut jaran ireng. Filosofi saka Epek lan Timang yaiku minangka manungsa kudu bisa njupuk epek kabeh, saka kawruh utawa pengalaman, banjur kita timbang, milih endi sing pas kanggo kita. Timang tegese tataran saringan, mula ora ana sangsi kanti wong samang. Deskripsi Sinjang utawa Jarik Dalam Bahasa Jawa Sinjang iku basa krama saka jarik, jarit utawa sewek Jawa Timur. Basa krama inggil nyaamping. Sinjang ya iku kain bathik dawa kang dianggo mbungkus awak, nutupi weteng nganti tekan tungkak. Kain bathik ingkang dipunginakaken kangge jarik menika minangka asil budidaya para leluhur ingkang sampun turun temurun dening para leluhur. Saliyane motif sing ruwet lan apik, bathik iki diprodhuksi kanthi sabar, telaten, lan akeh proses. Filosofi sinjang asale saka jarik, tegese mung serius, yaiku ora meri utawa sengit marang liyan. Apa sing kita duwe kudu kita syukuri. Yen kita duwe masalah karo wong liya, kita kudu ngrampungake kanthi apik utawa minangka kulawarga. Deskripsi Keris / dhuwung / wangkingan Dalam Bahasa Jawa Keris mujudake gaman tumrap wong Jawa kang luhur budine. Disebut mulya amarga ora ana barang sing bisa nandhingi. Wiwit saka manufaktur sing kudu ati-ati, rumit, kebak akurasi, sabar lan tentrem atine. Filosofi Keris Filosofi keris yaiku nalika nyembah marang Gusti, manungsa kudu ngalahake godaan Iblis sing ngganggu manungsa nalika arep nindakake kabecikan. Deskripsi Canela utawa sandal Dalam Bahasa Jawa Filosofi Canelo minangka simbol nyembah marang Gusti kanthi cara alami. Canela kalebu sandhangan adat Jawa kanggo alas kaki. Canela bisa digawe saka kulit kewan utawa bahan sintetis. Canela digunakake kanggo nutup driji sikil, nalika mburi tumit katon.

maringigambaran wacananipun. maringi gambaran penggalihipun utawi pendapatipun panyerat. Question 4. 180 seconds. Q. Langkah damel teks deskripsi ingkang kapisan inggih menika. answer choices. irah-irahan. damel paragraf/pada kapisan. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tak hanya berupa rangkaian kata namun juga praktik nyata bagi keberagaman di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dalam macam-macam karya yang diwujudkan dalam bentuk pakaian adat yang tersebar di seluruh penjuru nusantara dari Sabang hingga Merauke. Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat atau biasa disebut pakaian rakyat, busana daerah, busana nasional, atau pakaian tradisional adalah kostum yang mengekspresikan identitas. Biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Pakaian adat dapat menunjukkan status sosial, perkawinan, atau agama. Mengutip laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kostum-kostum tersebut dikenakan untuk mewakili budaya atau identitas kelompok etnis atau suku bangsa tertentu. Biasanya dikenal sebagai busana adat suku juga pakaian etnis, busana etnis, atau pakaian etnis tradisional. Kostum seperti itu sering terdiri atas dua jenis satu untuk acara sehari-hari, yang lainnya untuk festival tradisional, atau sebagai pakaian formal untuk upacara-upacara adat. Pakaian Adat Jawa Tengah Dalam artikel ini, melampirkan sejumlah pakaian adat Jawa Tengah yang kental dengan nuansa budayanya. Berikut pakaian-pakaian adat Jawa Tengah seperti yang dikutip dari berbagai sumber 1. Beskap dan Kebaya Seragam beskap dikenakan untuk laki-laki. Bentuknya mirip jas dan memiliki warna yang sangat bermacam-macam. Beskap juga memiliki kerah baju, tapi tidak bisa dilipat seperti kerah pada kemeja saat ini. Umumnya beskap tidak memiliki motif atau corak yang mencolok, hanya jas dengan warna gelap polos. Pada garis potong bagian depan Beskap tidak simetris, untuk mengantisipasi adanya pemakaian aksesori. Beskap diwujudkan dalam beberapa jenis, ada Beskap gaya Yogya yang merujuk untuk keraton kesultanan. Selain itu ada Beskap gaya Solo yang terinspirasi pada budaya Keraton Kasunanan. Sedangkan Beskap Landung adalah beskap yang memiliki bagian depan lebih panjang. Bagi para wanita Jawa Tengah menggunakan kebaya yang biasanya berwarna hitam dan keemasan. Biasanya perempuan Jawa Tengah menggunakan kain batik atau jarik dan rambut yang ditata konde. Pada zaman dulu, pakaian kebaya ini hanya digunakan untuk keluarga penting atau bangsawan. Namun, saat ini kebaya sudah dikenakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada mulanya, kebaya adalah budaya milik Jawa dan Bali, namun karena keberagaman budaya dan daerah, kebaya sudah tersebar dan dikenakan di berbagai daerah. Kebaya kerap dibuat dari kain yang tipis, seperti sutra, katun tipis dan nilon tembus pandang yang disertai dengan hiasan brokat atau sulam. 2. Jarik dan Batik Seperti yang disebutkan di atas, batik dari Jawa adalah salah satu kebanggang bangsa Indonesia. Jawa Tengah menjadi sentral batik terbesar saat ini di Indonesia. Maka dari itu, kain batik saat ini hadir beraneka ragam dan memiliki ciri khas motif yang berbeda. Batik ini bisa digunakan untuk pakaian sehari-hari, bisa sebagai atasan atau bawahan. Provinisi Jawa Tengah memiliki motif batik yang sangat khas. Seperti batik Pekalongan, motif batik ini terlihat seperti tanaman dan hewan yang berwarna cerah. Batik khas Solo dikenal dengan warnanya yang coklat karena berasal dari bahan-bahan alami. Pada umumnya, motif yang paling khas adalah gelombang Bengawan Solo. Batik Keraton adalah salah satu motif batik yang dulunya hanya bisa digunakan oleh Sultan dan keluarganya. Namun, saat ini semua masyarakat boleh mengenakan motif batik Keraton. Kain jarik adalah kain yang bermotif batik khas Jawa Tengah. Motif kain jarik biasanya memiliki nilai filosofi tersendiri untuk masyarakat Jawa. Kain batik jarik menjadi pakaian sehari-hari. Seiring waktu, penggunaan kain jarik untuk sehari-hari lebih sedikit, lebih banyak dipakai untuk acara-acara tertentu. Selain digunakan untuk pakaian, kain jarik kerap digunakan untuk menggendong bayi atau alas tidur bayi dan berbagai keperluan lainnya. 3. Jawi Ungkep Jawi Jangkep adalah pakaian untuk laki-laki jawa. Biasanya digunakan pada acara resmi dan sehari-hari. Jawi Jangkep yang digunakan untuk acara formal berwarna hitam. Sedangkan Jawi Jangkep yang digunakan untuk sehari-hari berwarna selain hitam. Penggunaan Jawi Jangkep ini juga disertai dengan atribut yang harus dikenakan. Atribut Jawi Jangkep yang berupa beskap untuk acara-acara formal atau resmi memiliki bagian belakang yang lebih pendek dibandingkan bagian depan. Bawahan yang digunakan bersama Jawi Jangkep adalah kain jarik yang dililit di pinggang. Kain jarik yang digunakan memiliki motif batik khas Jawa Tengah. Selain itu, penggunaan Jawi Jangkep juga disertai dengan penutup kepala blangkon. Blangkon bukan hanya sekedar penutup kepala, tapi hiasan kepala yang terbuat dari kain batik. Saat ini blangkon sangat digandrungi oleh wisatawan sebagai souvenir dari budaya Jawa. Blangkon merupakan atribut yang memadukan sorban dari pakaian Islam dan budaya Hindu. Ini mencerminkan pengaruh budaya agama Islam dan Hindu di tanah Jawa. Selain blangkon ada juga stagen, gulungan kain tradisional. Stagen juga bisa dikenakan oleh perempuan. Stagen ini berguna untuk menonjolkan bentuk tubuh perempuan dan menjaga pakaian tetap pada tempatnya sehingga tidak bergeser. Selanjutnya ada keris yang disematkan di belakang punggung, ikat pinggang dan alas kaki yang berbentuk selop. Untuk acara pernikahan, penggunaan Jawi Jangkep harus disertai dengan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher. 4. Kanigaran dan Basahan Kanigaran adalah pakaian yang diperuntukkan untuk kalangan bangsawan atau keluarga keraton. Pakaian kanigaran ini terbuat dari beludru dan berwarna hitam. Kanigaran saat ini biasa digunakan untuk acara pernikahan adat jawa. Kanigaran dipilih sebagai baju pengantin karena mempunyai makna yang tinggi dan kental akan budaya Jawa. Kanigaran agak sedikit berbeda dengan pakaian adat Jawa yang disebut Basahan. Basahan umumnya tidak menggunakan luaran, tapi untuk mengenakan Basahan harus disertai dengan riasan wajah yang disebut dengan paes Ageng Kanigaran. Basahan juga dikenal dengan nama Dodot. Kedua mempelai pengantin mengenakan kemben yang panjang dan lebar. Kemben biasa disebut dengan kain Dodot. Selainpotongan baju yang miring, kancing pada beskap juga dibuat dengan pola menyamping. Umumnya ketika mengenakan beskap maka akan dipadukan dengan jarik bercorak batik khas Jawa Tengah pada bagian bawah. Ada 4 jenis beskap yang berasal dari Jawa Tengah, antara lain: Beskap Gaya Jogja, yakni merujuk pada beskap pakem Keraton Yogyakarta.
Kabeh babagan nang ndunya mesti bisa diterangaken kanthi rinci, bisa kang pangerten, asal mula, ciri-ciri, lan jenis-jenise. Kabeh mau kuwi bangeting kanggo mangerti marang sawijining bab lan nyegah pemikiran sing salah kaprah marang bab kasebat. Nah kanggo nerangaken sesuatu kanthi rinci, kita sampun sering sanget mireng tentang teks deskripsi. Apa sebenere teks deskripsi kuwi? A. Pengertian Teks Deskripsi Teks deskripsi yakuwe sawijining teks utawa tulisan sing nggambaraken sawijining objek. Objek sing kemaksud bisa wujud benda, panggonan, makhluk hidup, lan liya-liyane. Neng teks kiye anggone nggambaraken objek sing kemaksud kanthi rinci supaya wong sing maca tulisan mau kaya-kaya ndeleng dhewek objek sing digambaraken senajan dheweke ora weruh secara langsung. B. Jenising Teks Deskripsi 1. Teks deskripsi barang utawa benda Teks deskripsi kiye nggambaraken sawijininng barang marang pembaca kanthi cetha lan rinci, supaya pembaca utawa pamireng saged weruh gambaran barang kasebat. Tuladha "Mendoan kuwe panganan asli sekang Kabupaten Banyumas. Mendoan kuwe panganan sing bahan dasare sekang tempe lan digoreng setengah mateng. Umume mendoan digawe sekang tempe, tepung terigu, muncang, lan uyah, namung ing jaman saiki wis akeh variasi bahan kanggo mendoan kuwi, diantarane yakuwe lombok, keju, kecap, lan saos. Mendoan biasane ndhuweni wujud segi empat, tipis, lan teksture empuk. Ing masyarakat Banyumas, mendoan seringe disajikna pas esuk-esuk uga dibatiri kaliyan sambel, kopi, teh, utawa kanggo lawuh sarapan. Saiki mendoan wis terkenal nang seluruh Indonesia lan produksine wis nyebar nang Provinsi Jawa Tengah." 2. Teks deskripsi kahanan Teks deskripsi kiye nggambaraken sawijininng kahanan utawa swasana suatu panggonan utawa barang. Tujuane kanggo ndamel pembaca utawa pamireng ndhuwe gambaran kahanan sing dimaksudna penulis teks. Tuladha "Nek wayah esuk, akeh ibu-ibu sing pada antri nang warunge bu Robingah arep pada tuku mendoan, niwo, tahu brontak, lan gorengan liyane. Kawit bar sholat subuh, ibu-ibu kuwe wis pada mulai teka lan suwe-suwe bisa nganthi wong limolas sing ngantri. Senanjan antrine suwe, kabehan tetep pada sabar lan nyambi dopokan kanggo ngisi swasana. Biasane para pelannggane bu Robingah mulai sepi pas jam pituan. Bar kuwe dheweke gari ngurusi kebutuhan keluarga lan ngurusi umahe lan anak-anake." 3. Teks deskripsi proses Teks deskripsi proses yakuwe nggambaraken proses utawa urut-uratane nggawe sawijining produk, misale resep masakan, cara nganggo barang, dsb. Tuladha "....cara gawe sriping gedhang kuwe gampang. Pertama-tama gedhang diceti nagnti bersih. Bar kue dikumbah neng banyu bersih supaya ilang getaeh. Gedhang diiris dhawa-dhawa tipis menaawa langsung diceti nang ndhuwur wajan sing wis ana minyak panase. Goreng nganti warnane berubah dadi kecokelat-cokelatan. Terakhir entas sriping sing wis mateng karo sorok lan didelah ing toples. Sriping gedhang siap disajikna." 4. Teks deskripsi sipat Teks deskripsi sipat yakuwe teks kang nggambarake babagan tentang sifat sawijining barang utawa wong. Tuladha "Kabeh gorengan garing utawa kemriyik kayata kripik, sriping, krupuk, peyek, lan sapanunggalane kuwe ndhuweni sipat sing ora tahan lama. Maksude daya simpene ora suwe, gamapang mlempem, apek, lan liya-liyane. Senajan wis dilebokna plastik utawa toples sing kenceng tetep bae bisa mlempem lan mambu tengik." C. Ciri-Cirine Paragraf Deskripsi Nerangaken objek kanthi langsung miturut panemune sing diweruhi. Adhedhasar kang observasi utawa pengamatan. Ndhuweni gagasan marang sing maca kanthi cara ngelih objek sing diweruhi pengarang. Ndhuweni sipat imajinasi imajinasi namung dasare fakta utawa penggambaran. Ndhuweni tujuan nyiptakaken imajinasi sing maca, saengga sing maca kerasa kaya weruh dhewek bab sing dideskripsikna kuwe mau. D. Urut-Urutane Nggawe Paragraf Deskripsi Nemtokake tema sing arep dibahas. Tujuan penulisan sing arep disampekna marang pembaca. Ngumpulake materi. Barange utawa materine dipriksa, dimirengaken, lan dirasaken. Nggawe kerangka deskripsi kang adhedhasar materi kasebat. Nulis karangan kanthi lengkang lan ora nana sing kececer.
tspfBeV. 494 245 495 95 114 430 48 290 436

deskripsi beskap dalam bahasa jawa